Rabu, 13 Juni 2012

Contoh Paragraf Campuran” dan Contoh Paragraf Campuran terbaru

Postingan kali ini membahas tentang Contoh Paragraf Campuran .Berikut ini  kumpulan Contoh Paragraf Campuran deduktif dan induktif

Klik link/tautan dibawah untuk untuk menuju deskripsi contoh;

    * contoh 1 .
    * contoh 2.
    * contoh 3.
    * contoh 4.

contoh 1

    “Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja.”

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal dan diakhir paragraf (Campuran), yaitu:

   1. Malam harinya kami mulai sibuk.
   2. Pokoknya semua bekerja.

contoh 2

    “Rasa hormat terhadap peraturan itu selalu mengalami perkembangan. Anak kecil sampai kira kira berumur delapan tahun memiliki rasa hormat bercampur rasa takut terhadap peraturan. Bagi anak peraturan ini bersifat mistis dan tidak tahu dari mana peraturan itu datang. Saat ini anak belum ada pengalaman yang memadai untuk merumuskan peraturan sehingga tidak dapat lain peraturan harus dipandang sebagai sesuatu yang suci dan tidak dapat diganggu gugat. Sementara itu , untuk mencapai otonomi, seorang anak harus keluar dari tahap heteronomi. Cara mencapainya adalah melalui aktivitas- aktivitas kokoperatif dalam hubungan saling menghormati dan tidak terdapat hubungan otoritas. Arah perkembangan rasa hormat kepada peraturan itu adalah mengerti peraturan – peraturan secara otonom dan melaksanakannya.”

Paragraf induktif disebut juga paragraf khusus-umum. Yaitu paragraf yang diawali dengan menyebutkan masalah-masalah khusus untuk memperoleh suatu kesimpulan umum yang mencakup seluruh peristiwa khusus sebelumnya. Dengan demikiandala paragraf induktif ini ide pokok atau kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.


Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf induktif:


# Contoh 1

dari kelok pertama sampai kelok ke-44, kami masih menikmati panorama yang masih perawan. Sampai di tepi danau Maninjau terlihat hamparan air yang dikelilingi bukit-bukit yang menjulang. Tampak dari kejauhan nelayan dengan sampan tradisional mencari ikan di tengah danau. Meskipun serasa di tepi pantai, angin sejuk selalu menyapa dengan lembut. Sungguh molek alam Minangkabau yang belum terjamah tangan-tangan jahil ini.


# Contoh 2

Pada waktu anak didik memasuki pendidikan formal, pendidikan bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerah. SEtelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah dengan teman-temannya atau orang tuanya. ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. jam sekolah hanya berlangsung selama beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap digunakan. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya penutur  asli bahasa daeah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan tetap maju


paragraf deduktif

Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.

ciri-ciri paragraf deduktif

   1. kalimat utama berada di awal paragraf.
   2. kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.

contoh paragraf deduktif

    Kegiatan ultah panser biru yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan hiburan lainnya.

    Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

B. Membuat kerangka Karangan Paragraf Persuasif

Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.

Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

Contoh kerangka tulisan persuasif dengan topik “Menghilangkan pengaruh buruk narkotika dan obat-obat terlarang lain” ialah sebagai berikut.

Kerangka Tulisan Persuasif
1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dunia narkotika
4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-gurukepolisian dalam memberantas narkotika


paragraf persuasif

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. ( Definisi Paragraf Persuasif )

Berikut ini langkah-langkah y

paragraf deskripsi

 Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Atau secara singkat paragraf deskripsi bisa diartikan sebagai paragraf yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.


Beriktu ini adalah contoh paragraf deskripsi:

"Pemandangan Pantai Parangtritis - Yogya sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut"

paragraf eksposisi

Paragraf Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.

Paragraf Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.

ciri-ciri paragraf eksposisi, antara lain adalah :

    * berusaha menjelaskan tentang sesuatu
    * gaya tulisan bersifat informatif
    * fakta dipakai sebagai alat kontribusi
    * fakta dipakai sebagai alt konkritasi

Jenis-jenis paragraf eksposisi- Berikut ini jenis-jenis paragraf eksposisi beserta contoh

Contoh Paragraf Eksposisi 1 (klasifikasi)

    Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

Contoh Paragraf Eksposisi 2 (ilustrasi)

    Cengkeh, pohon yang tetap hijau.sysygium aromatikum (eugenia-carllophulinta), asli di kepualauan maluku. kuncup bunganya yang belum terbuka ialah rempahnya yang penting. disamping pengguanaan terpenting sebagai rempah-rempah, kuncup bunganya yang berbentuk paku.

    Jika sudah dikeringkan, dipakai di pulau jawa sebagai campuran tembakau, lebih-lebih sesudah tahun 1915 dengan pesatnya perusahaan rokok kretek di kudus dan di tempat-tempat selain itu. lalu, kadang-kadang sesudah digiling digunakan untuk mengharumkan kue, juga menghasilkan minyak uap yang digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minyak wangi.

paragraf argumentasi

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris(menjelaskan). Paragraf argumentatif disebut juga paragraf persuasi(bujukan). Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca kepada suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis(uraian).

Selengkapnya Pengertian paragraf argumentasi

berikut beberapa Contoh paragraf argumentatif atau paragraf argumentasi

contoh 1

    Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain.

contoh 2

    Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat itu mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua.
    Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

contoh 3

    Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.

contoh 4

    Akibat perkembangan perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk, komsumsi energi di dalam negeri juga meningkat. Kebutuhan gas di pulau jawa pada tahun 2002 sebanyak 943 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Tahun 2005, meningkat menjadi 1,136 MMCFD. Pada tahun 2010, kebutuhan gas di pulau jawa diperkirakan 2.252 MMCFD dan tahun 2015, sebanyak 3,441 MMCFD.


paragraf narasi

Paragraf narasi artinya paragraf yang berisi cerita. Narasi  artinya cerita. Tujuannya adalah menceritakan sesuatu. Ada beberapa cara mengembangkan paragraf narasi:
1. Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa
2. pola hubungan mula dan akhir

Pola hubungan kejadian dan runtun peristiwa menggambarkan suatu peristiwa menurut rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya.

Contoh:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.

Kata berwarna hijau di atas menunjukkan urutan kejadian atau peristiwa.

Pola hubungan mula dan akhir penekanannya pada penjelasan "mula-mulanya" dan "akhirnya".

Contoh:
Prosesnya cukup cepat. Mula-mula saya menyiapkan naskahnya. Naskah itu lalu saya bawa ke bagian peneriamaan naskah. Kemudian, saya mendiskusikan dengan Pak Broto mengenai bentuk akhir majalah. Selanjutnya, naskah yang sudah diatur tata letaknya dibawa ke bagian percetakan. Akhirnya, kita tinggal menunggu hasilnya.

paragraf

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

drama

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman. Menurut Mudyahardjo (2002), arti pendidikan ada dua yaitu definisi pendidikan secara luas yaitu segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap selama ada pengaruh lingkungan baik yang khusus diciptakan untuk pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar yaitu pertumbuhan, sama dengan tujuan hidup. Definisi pendidikan secara sempit adalah sekolah dimana pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu menciptakan hasil belajar yang efektif merupakan tugas dan kewajiban guru. Menurut Slameto

puisi

MENANGISLAH SOBAT..
Oleh Maulida

Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair

Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan..
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.


DMCA Protection on: http://www.lokerpuisi.web.id/2012/05/kumpulan-puisi-persahabatan-terbaru.html#ixzz1xjq7DQsM

puisi

MENANGISLAH SOBAT..
Oleh Maulida

Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair

Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan..
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.


DMCA Protection on: http://www.lokerpuisi.web.id/2012/05/kumpulan-puisi-persahabatan-terbaru.html#ixzz1xjq7DQsM

ciri-ciri pantun

CIRI DAN CARA MENULIS PANTUN
1 Ciri-ciri atau Syarat-syarat Pantun
Menurut Zaidan Hendy (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat, 2) tiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud pemantun, 4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, 5) pantun digunakan untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya, 6) tiap bait pantun selalu dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 7) pantun yang baik, bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi.
Contoh:
Air dalam bertambah dalam,
hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam,
dendam dahulu belum lagi sembuh.
Hubungan antara sampiran dan isi yang tampak pada pantun di atas ialah sama-sama melukiskan keadaan yang makin menghebat.
Pantun yang kurang bermutu, menurut Zaidan, yang diciptakan oleh kebanyakan, umumnya tidak ada hubungan antara sampiran dan isi.
Contoh:
Buah pinang buah belimbing,
ketiga dengan buah mangga.
Sungguh senang beristri sumbing,
biar marah tertawa juga.
Sebait pantun di atas tidak menunjukkan adanya hubungan antara sampiran dan isi, kecuali adanya persamaan bunyi.
Sedangkan menurut para sastrawan luar negeri, ada dua pendapat mengenai hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna. Pendapat ini dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna, tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen yang mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr. (HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh atau tak sempurna. Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.” (http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses tanggal 18 Oktober 2008).
Menurut Zulfahnur dkk (1996), sebait pantun terikat oleh beberapa syarat: 1) bilangan baris tiap bait adalah empat, bersajak AB-AB, 2) banyak suku katanya tiap baris 8-12, umumnya 10 suku kata, 3) pantun umumnya mempunyai sajak akhir, tetapi ada juga yang bersajak awal atau bersajak tengah.
Menurut Sumiati Budiman (1987), ada beberapa syarat yang mengikat pantun, yaitu: 1) setiap bait terdiri atas empat bait, 2) setiap baris terdiri atas 4 patah kata, atau 8 – 12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi, 4) berima a b a b, 5) antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang erat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran (pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan. Oleh karena itu, tidak boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama dengan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.
2 Cara Menulis Pantun
Untuk menulis pantun, hal yang harus diperhatikan ialah membuat topik atau tema terlebih dahulu, sama halnya jika hendak membuat karangan yang lain. Tema dalam penulisan pantun sangat penting sekali, karena dengan tema pantun-pantun yang dibuat oleh siswa akan lebih terarah kepada sesuatu maksud yang diharapkan. Dan juga tidak akan merebak kemana-mana, yang akhirnya dapat mendatangkan masalah. Memang diakui, adanya sedikit pengekangan kreativitas bagi siswa dalam menulis pantun, jika menggunakan tema yang sempit. Oleh karena itu, guru harus lebih bijaksana dalam memilih tema yang didalamnya dapat mengandung atau mencakup berbagai permasalahan keseharian. Tema yang cocok diberikan dalam proses pembelajaran misalnya saja berkaitan dengan masalah politik, sosial budaya, percintaan, dan kehidupan keluraga. Misalnya, tema tentang sosial budaya dengan mengambil topik soal kebersihan kota atau masalah sampah. Hal pertama yang harus dilakukan ialah membuat isinya terlebih dahulu. Untuk membuat isi harus diingat bahwa pantun terdiri atas empat baris. Dua baris pertama sampiran, dan dua baris berikutnya ialah isi. Jadi, soal sampah tersebut dapat disusun dalam dua baris kalimat, yang setiap baris kalimatnya terdiri atas empat perkataan dan berkisar antara 8 sampai 12 suku kata.
Kemungkinan jika dibuatkan kalimat biasa, boleh jadi kalimatnya cukup panjang. Misalnya: ”Dikota yang semakin ramai dan berkembang ini, ternyata mempunyai masalah lain yang sangat terkait dengan masalah kesehatan warganya, yaitu sampah yang berserakan di mana-mana . . . dan seterusnya.”
Pengertian dari kalimat di atas mungkin bisa lebih panjang, namun hal tersebut dapat diringkas dalam dua baris kalimat isi sebagai berikut.
Jika sampah dibiarkan berserak,
penyakit diundang, masalah datang.
Disinilah kelebihan pantun, dapat meringkas kalimat yang panjang, tanpa harus kehilangan makna atau arti sebuah kalimat yang ditulis panjang-panjang.
Jika isi pantun sudah didapatkan, langkah selanjutnya ialah membuat sampirannya. Walau kata kedua dari suku akhir baris isi pertama dan kedua diberi tanda tebal. Namun jangan hal itu yang menjadi perhatian, tapi justru yang harus diperhatikan ialah pada suku akhir dari kata keempat baris pertama dan kedua, yaitu rak dan tang, sebab yang hendak dicari ialah sajaknya atau persamaan bunyi.
Sebuah pantun yang baik, suku akhir kata kedua sampiran pertama bersajak dengan suku akhir kata kedua dari isi yang pertama. Apalagi suku akhir kata keempat dari sampiran pertama seharusnya bersajak dengan suku akhir kata keempat isi pertama, karena disinilah nilai persajakan dalam pantun itu yaitu baris pertama sama dengan baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Tetapi kalau dibuat sekaligus, takut terlalu sulit menyusunnya. Memang tidak sedikit kata-kata yang bersuku akhir pah, misalnya pelepah, sampah, nipah, tempah, terompah, dan sebagainya. Begitupun suku kata yang akhirannya dang, misalnya udang, sedang, ladang, kandang, bidang, tendang, dan sebagainya. Kalaupun sulit untuk mencari kata yang bersuku akhir pah, masih ada jalan lain yaitu dengan membuang huruf p nya, dan mengambil ah nya saja. Begitupun dengan dang, buang huruf d nya, sehingga yang tertinggal hanya ang nya. Tapi jangan sampai dibuang a nya juga, sehingga hanya tinggal ng nya saja karena hal tersebut dapat menghilangkan sajaknya. Begitupun untuk suku akhir dari kata rak dan tang yang menjadi tujuan.
Kata yang bersuku akhir rak dan tang dalam kosa kata bahasa Indonesia cukup banyak, misalnya untuk kata rak, yaitu kerak, jarak, marak, serak, gerak, merak, arak, dan sebagainya. Sedangkan untuk kata tang, yaitu hutang, pantang, batang, petang, lantang, dan sebagainya. Sekarang baru membuat sampiran pertama dan kedua dengan mencari kalimat yang suku akhir kata keempatnya adalah rak dan tang. Misalnya:
Cantik sungguh si burung merak,
terbang rendah di waktu petang.
Kemudian antara sampiran dan isi baru disatukan menjadi;
Cantik sungguh si burung merak,
terbang rendah di waktu petang.
Jika sampah dibiarkan berserak,
penyakit diundang, masalah datang.
Jika menginginkan suku akhir kata kedua baris pertama dengan suku akhir kata kedua dari baris ketiga bersajak juga. Begitupun dengan suku akhir kata kedua baris kedua dengan suku akhir kata kedua baris keempat bersajak agar terlihat lebih indah bunyinya, maka sampirannya harus diubah, menjadi;
Daun nipah jangan diarak,
bawa ke ladang di waktu petang.
Jika sampah dibiarkan berserak,
penyakit diundang, masalah datang.
Demikian halnya jika membuat pantun teka-teki. Misalnya membuat teka-teki tentang parut, salah satu alat dapur yang berfungsi untuk memarut kelapa guna diambil santannya. Jika diperhatikan dengan teliti ada keanehan mengenai cara kerja parut, hal inilah yang dapat mengilhami kepada semua orang untuk membuat teka-teki, yaitu mata parut yang sedemikian banyak itu, cukup tajam. Daging kelapa yang sudah disediakan, dirapatkan ke mata parut, lalu digerakkkan dari atas ke bawah sambil ditekan. Dari pergerakan itu semua, seperti layaknya orang menyapu, dapat dilihat, daging kelapa itu tertinggal diantara mata parut. Ada terus. Semakin gerakan menyapu dilakukan, dagimg kelapa itu semakin banyak dimata-mata parut. Logikanya, orang menyapu tentu lantai akan menjadi bersih, tetapi sebaliknya sangat berbeda dengan bidang bangun parut. Semakin disapu, semakin kotor karena banyaknya daging kelapa yang menyangkut dimata parut. Dari sini dapat dibuatkan inti pantunnya, yaitu Semakin disapu, semakin kotor.
Tugas selanjutnya ialah membuat sampiran. Untuk membuat sampiran, boleh membuat yang sederhana, yaitu hanya untuk mencari persamaan bunyi (bersajak) tanpa mengindahkan makna atau arti atau keterkaitan dengan isi seolah satu kesatuan kalimat yang saling mendukung. Jika ingin membuat sampiran yang sederhana, hal yang dilakukan ialah mencari kosa kata yang bersuku akhir tor atau paling tidak or. Misalnya kantor, setor, dan motor. Jika sudah mendapatkan kosa kata untuk membuat akhiran pantun yang sesuai dengan kata kotor, langkah selanjutnya ialah menentukan letak inti pertanyaannya. Apakah diletakkan dibaris ketiga atau baris keempat. Jika diletakkan pada baris ketiga, kalimat baris keempat dapat dibuat sebagai berikut: apakah itu, cobalah terka. Sehingga hasilnya menjadi:
Semakin disapu, semakin kotor,
Apakah itu, cobalah terka.
Sekarang barulah mencari sampirannya. Suku akhir tor atau or dari kata kotor dapat diambil salah satu saja, misalnya kata kantor, kemudian tinggal mencari suku kata yang berakhir ka dari kata terka, yang merupakan kata terakhir dari baris terakhir. Untuk kata yang bersuku akhir ka, dalam kosa kata bahasa Indonesia cukup banyak, misalnya bingka, ketika, sangka, nangka, dan luka. Misalnya diambil kata bingka. Sekarang kata kantor dan bingka baru dijadikan sampiran, menjadi:
pagi-pagi pergi ke kantor,
singgah ke warung beli bingka.
Kemudian antara sampiran dan isi baru disatukan, hasilnya menjadi:
pagi-pagi pergi ke kantor,
singgah ke warung beli bingka.
Semakin disapu, semakin kotor,
Apakah itu, cobalah terka.
Jadilah pantun teka-teki. Dan jawaban pantun teka-teki itu, tentulah parutan kelapa.
Jika inti pertanyaan diletakkan pada baris keempat, kalimat baris ketiga sebagai berikut: Jika pandai kenapa bodoh. Sehingga hasilnya menjadi:
Jika pandai kenapa bodoh,
Semakin disapu, semakin kotor.
Langkah selanjutnya ialah membuat sampirannya agar lengkap menjadi sebait pantun. Suku akhir kata kantor yang bersajak dengan kata kotor dapat digunakan lagi, sekarang tinggal mencari suku akhir doh, yang akan bersajak dengan kata bodoh. Misalnya kata jodoh sehingga jika dibuatkan sampirannya, menjadi:
Ramai-ramai mencari jodoh,
mencari jodoh sampai ke kantor.
Langkah terakhir baru disatukan antara isi dan sampirannya sehingga menjadi:
Ramai-ramai mencari jodoh,
mencari jodoh sampai ke kantor.
Jika pandai kenapa bodoh,
Semakin disapu, semakin kotor.
Dan jawaban dari pantun teka-teki tersebut tentunya ialah parutan kelapa.
Jika diperhatikan sampirannya dari keempat contoh pantun di atas, memang terasa kurang kuat dan terkesan memaksakan kata-kata hanya untuk mencari persamaan bunyi sehingga kalimat sampirannya tidak mempunyai keutuhan arti. Tetapi hal ini tidak dianggap salah, hanya mutunya dianggap kurang.
Namun, jika dilihat dari pantun-pantun pusaka yang ada, bahwa tidak semua pantun pusaka tersebut dikatakan sempurna atau tinggi mutunya, terkadang ada yang setipa barisnya tidak terdiri atas empat perkataan tetapi hanya tiga perkataan atau ada lima perkataan. Selain itu juga, masih banyak pantun-pantun yang betul-betul hanya mengutamakan persamaan bunyi, padahal tidak bersajak. Seperti kata lintah dengan cinta pada pantun berikut ini.
Dari mana datangnya Lintah,
dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta,
dari mata turun ke hati.
Sepintas lalu terdengar sama-sama berakhiran ta, tapi jika diamati benar barulah terasa bedanya antara bunyi tah dengan ta itu. Yang satu terdengar lebih tebal atau kental dan yang satu terasa ringan.
Demikianlah pantun-pantun yang banyak terlihat, jika dirasakan banyak sekali kekurangannya. Namun, hal itu tidak menjadi masalah justru menjadi canda gurauan, tidak ada niat untuk mengecilkan hati apalagi mencemooh. Begitu benar, sesungguhnya jiwa melayu yang terdapat dalam filosofi pantun tidak suka untuk saling menyakiti apalagi sampai melukai. Begitu indah pantun bagi kehidupan orang melayu khususnya dan bagsa Indonesia umumnya yang telah mendarah daging dalam jiwa dan raga.
Reaksi:    

Kamis, 07 Juni 2012

Tabel RPP

RPP Mengintifikasi Unsur- Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Suatu Cerita yang Disampaikan Secara Langsung 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 

SEKOLAH : SMA Kartika Kendari 
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia 
KELAS : X 
SEMESTER : 1
 ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit

A. STANDAR KOMPETENSI
 Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

B. KOMPETENSI DASAR 
Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung/rekaman. 

C.INDIKATOR 
1. Kognitif 
    a. Proses 
       - Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
    b. Produk 
      - Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen 
      - Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen 
2. Psikomotor 
    -Menyampaikan unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan di dalam cerpen 
    - Menanggapi penjelasan tentang unsur-unsur yang ditemukan oleh teman.
3.  Afektif 
   a. Karakter
      - Kerja sama 
      - Teliti 
      - Tanggap
   b. Keterampilan sosial
      - Menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan benar 
      - Membantu teman yang mengalami kesulitan. 
D.TUJUAN PEMBELAJARAN 
1. Kognitif
   a. Proses 
      -Setelah membaca cerpen yang disajikan, siswa diharapkan mampu menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen 
   b. Produk Setelah membaca dan membahas hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan. 
2. Psikomotor
        Secara berkelompok siswa dapat menyampaikan unsur intrinsik cerpen yang disediakan dalam LKS 1: psikomotor.
3. Afektif 
    a.  Karakter
        -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperhatikan kemajuan dalam perilaku seperti kerja sama, teliti dan tanggap.
    b. Keterampilan sosial 
       -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam kerampilan menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, bekerja sama dalam kelompoknya, dan membantu teman yang mengalami kesulitan. 

E. MATERI PEMBELAJARAN 
    -Teks cerita pendek 

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 
    1.Model pembelajaran : pembelajaran langsung (eksplisit) 
    2. Metode pembelajaran Diskusi Unjuk kerja Penugasan 

G. BAHAN
    -Cerita Pendek

H. ALAT
    - Lembar kerja 
    -Spidol

I.  SKENARIO PEMBELAJARAN
NoKegiatan
A1Kegiatan awal (10 menit)
1.  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa yang tidak hadir.
 2. Guru memberi motivasi kepada siswa.
 3.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
 4. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra
B1Kegiatan inti (25 menit)
 1. Siswa membentuk kelompok antara 4-5 orang per kelompok.
 2.  Guru memberi penjelasan tentang kinerja yang akan dilakukan siswa pada saat menyimak cerita yang akan disampaikan.
 3. Siswa mendengarkan/menyimak cerita pendek yang sudah disediakan oleh guru, yang akan dibacakan oleh teman secara bergantian.
 4.  Secara berkelompok siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik di dalam cerpen kemudian mengidentifikasi dan menuliskan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen.
 5.  Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menyampaikan secara lisan hasil diskusi secara runtut dan jelas di depan kelas.
 6. Siswa bertanya jawab/menanggapi informasi yang didengar/disimak dengan bahasa dan alasan yang rasional dan logis. 
C1Kegiatan akhir (10 menit)
 1. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.
 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 3. Guru memberi tugas kepada siswa kemudian pembelajaran ditutup dengan salam.

J. SUMBER PEMBELAJARAN
   -Buku: Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas X Materi esensial Bahasa Indonesia Silabus.

K.EVALUASI DAN PENILAIAN
    - Tugas Individu: Menggunakan LKS
    - Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1 
    - Bentuk Instrumen Penilaian: Uraian Bebas Jawaban Singkat

L.  LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
     BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1     
  -Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 
 Oleh: 
      Media Pembelajaran: Cerpen Aku bagaikan manusia yang terhina. Rasanya kehadiranku tak pernah diharapkan siapapun, bahkan oleh kedua orang tuaku. Aku lahir dari sebuah keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. Teramat sangat, karena kedua orang tuaku hidup dengan tidak layak ditambah lagi dengan pendidikan rendah dan sikap yang kolot. Hidup dengan kekurangan disana-sini menjadikan ibu dan bapak sebagai orang tua yang haus akan materi. Namun parahnya tiada upaya, hanya impian meninggi namun sangat tipis usaha untuk menggapainya. Jangan tanyakan di mana keluarga kami yang lain. Karena keadaannya sama saja. Entah mengapa aku lahir di tengah-tengah kelurga bobrok ini, bahkan aku menyebutnya keluarga terkutuk.
     Pada dasarnya orangtuaku mengharapkan anak mereka yang lahir adalah lelaki, karena mereka berharap kami akan membantu perekonomian keluarga. Namun, anak pertama terlahir sebagai perempuan, berlanjut terus tanpa henti hingga aku terlahir sebagai perempuan di urutan ke delapan. Hah…tidak usah heran, karena mereka pun tak pernah lelah mengharapkan impian bodoh mereka itu. Kedengarannya kasar sekali aku mengecam orang tua dan keluargaku sendiri. Namun, itulah kerasnya kehidupan, kadang kita akan terseret ke dalam arus disekelilingnya. Aku muak!! Aku tak ingin terus-terusan hidup luntang – lantung dalam kehidupan menyebalkan seperti ini. Apalagi setelah kelahiranku beberapa tahu lalu bapak pergi entah ke mana. Ia mungkin tak sanggup lagi memikul tanggung jawab untuk menafkahi sembilan orang perempuan yang hanya menyusahkan kehidupannya. Aku tahu di luar sana ia pasti berteriak lega. Hingga sudah bisa ditebak aku tak pernah tahu bagaimana rupa bapakku itu. 
     Malam ini ku pilih sebagai malam yang tepat untuk mengakhiri bebanku selama ini. Apakah aku akan bunuh diri? Owh, tidak!! Aku tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin memulai kehidupan baruku. Yaa, sama seperti bapak yang lari meninggalkan kami. Toh aku juga tidak akan dicari oleh mereka. Malah sangat pasti mereka akan senang, karena tanggungan mereka berkurang satu lagi. Hari-hariku berjalan dan berlanjut apa adanya. Awalnya sulit karena aku harus hidup sendiri tanpa ada yang perduli dengan diriku. Terkadang aku berpikir untuk mencari bapak. Ibu pernah bercerita, bahwa bapak mempunyai tanda yang bisa aku kenali. Yaitu ia mempunya tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. 
    Tanda yang langka, sehingga mudah untuk dikenali. Namun, apakah mungkin aku memeriksa punggung setiap laki-laki? Hah, mustahil. Sudahlah aku pun melenyapkan keinginan gila itu. Lagipula jika aku bertemu dengannya, aku mau apa darinya? Aku sudah teramat benci terhadapnya. Lelaki tak bertanggung jawab.!! Mungkin itulah awal dari kebencian ku yang teramat sangat terhadap lelaki. Apalagi aku terbiasa hidup di lingkungan perempuan yang mandiri tanpa lelaki. Ibu pun seolah mengajarkan untuk benci terhadap lelaki. Akhirnya ini juga yang membawaku ke dalam lembah kesalahan. Semua orang tahu bahwa hidup di jalan bukanlah hal mudah. Sangat banyak godaan yang menyesatkan. Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Dan yang membuat aku bertahan dengan semua itu karena aku menikmatinya. Aku tak punya keahlian apa-apa. Yakh, terpaksa untuk membiayai hidup aku pun bekerja menjual diri. Mungkin bagi orang, perjalanan ini sudah biasa. Sudah tak sedih lagi. Sudah bassiiii….!!! Tapi itu tanggapan orang yang hanya mendengarnya, tapi bagiku yang merasakannya, ini sangat sakit. Saakiiit…. dan pedih…! Namun hal itu tak membuatku sedikit bersimpati terhadap pria. Jangan pikir aku akan menyerahkan tubuh ini pada pria-pria di luar sana yang nakal. Hah,,,tidak!! Tidak akan pernah.!! Lalu,, pada siapa?? Yakh, tentu saja terhadap sesama jenisku: perempuan. Hufft….aku merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan hotel. Siang itu aku baru saja “melayani” pelanggan setiaku. Pelangganku memang terbilang sedikit, karena memang susah untuk mencari yang seperti kami. Mungkin banyak, tetapi banyak yang tidak mau mengakui bahwa mereka adalah kaum lesbi. Namun, biarlah dengan begitu sainganku tidak terlalu banyak, dan tentu saja bayaranku akan tinggi. Seiring bertambahnya usia, pelangganku semakin berkurang.
    Apalagi usia yang semakin menua membuat parasku tak secantik dulu. Tenagaku pun tak sehebat dulu lagi. Sehingga banyak pelangganku yang kabur. Aku pun mulai berpikir untuk mencoba “menjualnya” kepada lelaki. Aku yakin pelanggan lelaki lebih banyak dan lebih mudah didapat. Lagipula tubuhku pun masih belum terlalu jelek bagi para lelaki. Awalnya aku berat, sangat berat. Aku tak pernah membayangkan akan melakukannya dengan lelaki. Karena terus terang rasa benci yang tertanam sejak kecil, belum bisa aku lenyapkan. Tapi kehidupan yang menuntunku.  Malam ini, aku pun mendapatkan pelanggan pria pertama ku. 
     Aku sama sekali tak merasakan apapun terhadap pria ini. Seorang pria paruh baya, yang dalam pikiranku sungguh tidak tahu diri. Seharusnya ia insaf, karena melihat tampangnya ia tak akan berumur panjang lagi. Tapi,,, sudahlah. Yang terpenting aku mendapatkan uang. Kami pun memulainya. Aku sungguh baru pertama melakukan ini dengan pria, setelah puluhan tahun aku bergelut dalam dunia hitam ini dan melakukannya dengan wanita. Aku merasakan hal aneh. Entah, apa namanya. Aku merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika ia mulai menjelajahi tubuhku, hingga melucuti satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhku. Namun, ditengah “permainan hot” kami itu, aku tersentak kaget. Aku kemudian segera memakai pakaianku. Aku tak peduli ketika pria itu terus memanggilku. Aku menghempaskan tubuhnya yang masih berusaha untuk memaksa aku kembali melanjutkan hubungan tadi. “ Kita belum selesai nona!! Jadi kamu tidak akan bisa lari dariku”. Huh…aku tidak peduli. Aku menhempaskan tubuhnya. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Wajah itu seperti tak asing bagiku. Bahkan aku segera merasakan perasaan benci yang memuncak terhadap semua lelaki. Aku berlari terus berlari. Tiba-tiba saja rasa penasaran tentang sosok selama ini yang aku cari-cari hilang sudah. Karena baru saja aku melihat sebuah tanda bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. SELESAI 
LKS 1: LEMBAR KERJA SISWA 
Bahasa Indonesia
 Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 1 
    Bacalah cerita pendek yang telah disediakan. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
 Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
 LKS 2: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia 
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 2 
    Carilah sebuah Cerpen. Lalu bacalah. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
LEMBAR PEGANGAN GURU (LPG)
 BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1 
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. Oleh: Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam
 Contoh
 unsur intrinsik
 (1) tokoh 
(2) alur
 (3) latar,
 (4) judul 
(5) sudut pandang
 (6) gaya dan nada 

 Secara umum unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah: 
1. Tokoh /karakter
 2. Alur / plot
 3. latar/ setting
 4. sudut pandang (point of view)
 5. tema
 6. amanat 

     Karakter adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot. 
      Plot adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat.  Latar adalah latar peristiwa yang menyangkut tempat, ruang, dan waktu. 
    Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang  berhubungan dengan arti (mearning atau dulce) drama itu; bersifat lugas, objektif, dan khusus. 
    Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias, subjektif, dan umum. 

PEMBEDAAN TOKOH
 A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita 
1. tokoh utama (main/ central character) yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya 
2. tokoh tambahan (peripheral character) yaitu penceritaan relatif pendek (tidak mendominasi) 
 B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
 1. Protagonis memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis.
 2. Antagonis - tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik - beroposisi dengan tokoh protagonis - Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu: 
1. tokoh antagonis 
2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh seorang tokoh) 
 Contoh:
 bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan 
kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. 
 C. Berdasarkan Perwatakannya 
1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat Tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat 
2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round Diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise. Keduanya tidak bersifat bertentangan, hanya merupakan gradasi saja. 
 D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh 
• Tokoh Statis adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi. 
• Tokoh Berkembang 
• mengalami perkembangan perwatakan dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh putih 
 E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata
 • Tokoh Tipikal pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. 
Contoh
 guru, pejuang, dan lain-lain.
 • Tokoh Netral tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner 

 LEMBAR PENILAIAN (LP) BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 

 LP 1 : KOGNITIF PROSES
 Pedoman Penskoran LKS 1 No Komponen Deskriptor Skor 1 2 3 1 Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 Keterangan: 
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat 
     
          Cara Pemberian Nilai Rumus: Nilai=(Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


 LP 2 : KOGNITIF PRODUK
No
Komponen

Deskriptor
skor
1
Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen

Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 1
2
3

Keterangan:
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat
        Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100

 LP 3 : PSIKOMOTOR
    Pedoman Penskoran LKS 2 No Komponen Deskriptor Skor Catatan 1 Mampu membacakan hasil identifikasi unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen, dengan kriteria: Suara Lafal Intonasi Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 Menanggapi hasil identifikasi yang disampaikan teman Siswa mampu menanggapi hasil identifikasi unsur intrinsic cerpen yang disampaikan teman 1 2 3

 Keterangan:
 (1) sangat tepat
 (2) tepat
 (3) tidak tepat 
  
 Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


NoTanggung JawabDisiplinKetekunanKreatifKritis
1
1 2 3 4
1 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
21 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
31 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
51 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
61 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
71 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
81 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
91 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
101 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
111 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
121 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
131 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
141 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
151 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
161 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
171 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
181 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
191 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
201 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
211 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
221 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
231 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
241 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
251 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
261 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
271 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
281 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
291 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
301 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
311 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
321 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
331 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
341 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
351 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
361 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
371 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
381 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
391 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
401 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4

Keterangan
 4 = sangat baik
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik


NoInisiatifBerbahasa Santun dan KomunikatifPartisipasi
1
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
21 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
31 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
51 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
61 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
71 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
81 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
91 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
101 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
111 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
141 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
161 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
171 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
181 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
191 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
201 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
211 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
221 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
231 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
241 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
251 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan 
 4 = sangat baik 
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik

Selasa, 05 Juni 2012

BERITA


BERITA UTAMA
Kita kembali dalam acara Launcing Pena Lastra
TALK SHOW
Best Bersama Penulis SellerMenulis Harus Bisa , jadi Penulis pasti Bisa Oleh
Arham _Kendari(Penulis Buku) Jakarta Underkompos” Dumba – Dumba Gleter
Kendari(17/12/2011). Dalam TALK SHOW ini,saya juga memberikan tips cara menjadi seorang penulis hingga Best Seller seorang penulis dadakan, kata Arham. ia menempuh karir menjadi peulis sejak 10 tahun di Kendari Pos(2002 dan 2006 meraih juara I, 2010 Juara II, menulis karikatur). Pada tahun 2003 seorang Arham mulai mengenal blog dan memasukkan foto – foto dan diselingi foto lucu dan kisah – kisah. Arham juga memberikan saran kepada teman – teman ataupun pembaca blog untuk memasukkan tulisan dalam blog menjadi sebuah buku. Buku Lupus merupakan salah satu pendorong untuk menulis buku. Ia juga mengeluarkan uang 3juta untuk mencetak buku, 2007 buku Jakarta Underkompor. Bukunya pun sampai penerbit Gramedia, dan Gramedia meminta untuk menerbitkan buku itu karena setelah lupus tidak ada lagi buku yang bersifat komedi, buku kembali oleh Gramedia, 2008 diambil oleh Gramedia. Membuat 2 buku dalam jangka waktu 3 tahun. Ada empat ketertarikan nilai jual buku yaitu: perwajahan(desain sampul,dll), penulisnya, penerbitnya, dan sinopsisnya,”tutur Arham”.
            Mengapa tidak membuat buku baru??? Tutur Gramedia. Hal ini dibentuk oleh media sosial dan melihat perkembangannya. Dua buku berasal dari media sosial /blog/twitter. Seorang pun bertanaya kepada Arham. “Pada saat menulis opini, saya menganbil kutipan orang dan saya menambahkan.
Apakah itu plagiat atau bukan?”La Eda(salah satu mahasiswa PBSID). Arham pun menjawab dari pertanyaan tersebut,dalam menulis opini bisa mengambil kutipan orang, tapi itu hanya merupakan satu pelengkap saja, yang harus banyak adalah opini kita sendiri dan harus ditulis sumber kutipanya. Kemudian ada mahasiswa yang bertanya, “Bagaimana menghasilkan penulisan yang kocak, konyol, dll?? Arham pun menjawab “yang pertama, memilih genre humor karena buku yang suka dibaca adalah lupus dan memiliki manfaat, yaitu memberi hiburan kepada pembaca. Jakarta Underkompor pun terinspirasi dengan ide – ide dari Jakarta Undercofer(jakarta). Underkompor mengambil sampul dari Jakarta Undercoferyang, hanya sebagai lucu – lucuan. Yang kedua, humor itu kreatif,maksudnya adalah humor yang cerdas atau yang lainnya. Menulis hanya untuk mengeksplor diri sendiri/memperluas diri sendiri, tidak ingin menjadi penulis yang idealis. Setiap penulis selalu memasukkan pesan moral karena humor yang paling banyak digemari seperti: warkop,OVJ, dll”. Yang terakhir adalah langkah praktis menulis untuk menulis cerita humor? “Secara pribadi saya mengambil kutipan orang, namun dimodifikasi ulang supaya tidak terlalu diketahuan. Pas dengar, maka harus langsung tulis/ketik di  mana saja, sperti hp, agar tidak lupa dengan ide apa yang baru saja didengar, kata si Pemateri”.
 Dengan blak – blakkan  pembawa acara pun menanyakan suka duka dalam menjalankan tugas sebagai penulis? Arham pun dengan rendah hati ia menjawab “sukanya banyak teman dan banyak dikenal orang, sedangkan dukanya, orang sudah memberikan imej lucu, sehingga setiap kita serius  orang selalu menganggap lucu”.
Dikritik orang tentang tulisanya diblog tidak mencerminkan sastranya, tidak mengangkat daerahnya sendiri? Untuk memajukan daerah maka saya memakai nama Arham _Kendari.karena dalam buku juga membawa nama Kendari.
Saran/ masukan untuk yang sudah kenyang dengan teori bisa menjadi penulis dan bisa menghasilkan buku, kata pembawa acara TALK SHOW!!!. Pemateri pun menjawab pertanyaan tersebut” pertama berusaha mencari. Semau kita bisa masuk pada ending kemudian masuk pada opening, ditulis secara berlahan – lahan, klimaks bisa di tengah dan bisa memakai kata – kata yang mengejutkan dibagian awal. Kedua, kita harus menuluskan ide pada saat itu juga. Jika bleng di depan komputer, maka tinggalkan saja dulu. Dalam waktu beberapa jam atau dua hari, maka lihat lagiuntuk menulis/mengurangi.”andaikan sebuah makanan tape, semakin lama disimpan maka semakin enak”.
 Semakin asyiknya perbincangan tersebut, pertanyaan pun kian meledak. Kendala penulis di Kendari untuk menerbitkan buku itu? Sebenarnya untuk menerbitkan buku iti gampang, tetapi pemikiran orang bahwa menerbitkan buku itu sulit, tutur Arham. Motivasi dalam rangka mengembangkan potensi? Saran dan kesimpulan!!!!! Pertama, mulailah menulis dan jangan ragu _ ragu dalam menulis. Kedua, janganlah  menyimpan tulisan itusendiri/berbagilah