BERITA
UTAMA
Kita kembali dalam acara Launcing Pena Lastra
TALK SHOW
Best Bersama Penulis Seller”Menulis Harus Bisa , jadi Penulis pasti Bisa” Oleh
Arham
_Kendari(Penulis Buku) Jakarta Underkompos” Dumba – Dumba Gleter
Kendari(17/12/2011).
Dalam TALK SHOW ini,saya juga memberikan tips cara menjadi seorang penulis hingga
Best
Seller seorang penulis dadakan, kata Arham. ia menempuh karir menjadi
peulis sejak 10 tahun di Kendari Pos(2002 dan 2006 meraih juara I, 2010 Juara
II, menulis karikatur). Pada tahun 2003 seorang Arham mulai mengenal blog dan memasukkan foto – foto dan
diselingi foto lucu dan kisah – kisah. Arham juga memberikan saran kepada teman
– teman ataupun pembaca blog untuk memasukkan tulisan dalam blog menjadi sebuah
buku. Buku Lupus merupakan salah satu pendorong untuk menulis buku. Ia juga
mengeluarkan uang 3juta untuk mencetak buku, 2007 buku Jakarta Underkompor.
Bukunya pun sampai penerbit Gramedia, dan Gramedia meminta untuk menerbitkan
buku itu karena setelah lupus tidak ada lagi buku yang bersifat komedi, buku
kembali oleh Gramedia, 2008 diambil oleh Gramedia. Membuat 2 buku dalam jangka
waktu 3 tahun. Ada empat ketertarikan nilai jual buku yaitu: perwajahan(desain
sampul,dll), penulisnya, penerbitnya, dan sinopsisnya,”tutur Arham”.
Mengapa
tidak membuat buku baru??? Tutur Gramedia. Hal ini dibentuk oleh media sosial
dan melihat perkembangannya. Dua buku berasal dari media sosial /blog/twitter.
Seorang pun bertanaya kepada Arham. “Pada saat menulis opini, saya menganbil
kutipan orang dan saya menambahkan.
Apakah
itu plagiat atau bukan?”La Eda(salah satu mahasiswa PBSID). Arham pun menjawab
dari pertanyaan tersebut,dalam menulis opini bisa mengambil kutipan orang, tapi
itu hanya merupakan satu pelengkap saja, yang harus banyak adalah opini kita
sendiri dan harus ditulis sumber kutipanya. Kemudian ada mahasiswa yang
bertanya, “Bagaimana menghasilkan penulisan yang kocak, konyol, dll?? Arham pun
menjawab “yang pertama, memilih genre humor karena buku yang suka dibaca adalah
lupus dan memiliki manfaat, yaitu memberi hiburan kepada pembaca. Jakarta
Underkompor pun terinspirasi dengan ide – ide dari Jakarta Undercofer(jakarta).
Underkompor mengambil sampul dari Jakarta Undercoferyang, hanya sebagai lucu –
lucuan. Yang kedua, humor itu kreatif,maksudnya adalah humor yang cerdas atau
yang lainnya. Menulis hanya untuk mengeksplor diri sendiri/memperluas diri
sendiri, tidak ingin menjadi penulis yang idealis. Setiap penulis selalu
memasukkan pesan moral karena humor yang paling banyak digemari seperti:
warkop,OVJ, dll”. Yang terakhir adalah langkah praktis menulis untuk menulis
cerita humor? “Secara pribadi saya mengambil kutipan orang, namun dimodifikasi
ulang supaya tidak terlalu diketahuan. Pas dengar, maka harus langsung
tulis/ketik di mana saja, sperti hp,
agar tidak lupa dengan ide apa yang baru saja didengar, kata si Pemateri”.
Dengan blak – blakkan pembawa acara pun menanyakan suka duka dalam
menjalankan tugas sebagai penulis? Arham pun dengan rendah hati ia menjawab “sukanya
banyak teman dan banyak dikenal orang, sedangkan dukanya, orang sudah
memberikan imej lucu, sehingga setiap kita serius orang selalu menganggap lucu”.
Dikritik
orang tentang tulisanya diblog tidak mencerminkan sastranya, tidak mengangkat
daerahnya sendiri? Untuk memajukan daerah maka saya memakai nama Arham
_Kendari.karena dalam buku juga membawa nama Kendari.
Saran/
masukan untuk yang sudah kenyang dengan teori bisa menjadi penulis dan bisa
menghasilkan buku, kata pembawa acara TALK
SHOW!!!. Pemateri pun menjawab
pertanyaan tersebut” pertama berusaha mencari. Semau kita bisa masuk pada
ending kemudian masuk pada opening, ditulis secara berlahan – lahan, klimaks
bisa di tengah dan bisa memakai kata – kata yang mengejutkan dibagian awal.
Kedua, kita harus menuluskan ide pada saat itu juga. Jika bleng di depan
komputer, maka tinggalkan saja dulu. Dalam waktu beberapa jam atau dua hari, maka
lihat lagiuntuk menulis/mengurangi.”andaikan
sebuah makanan tape, semakin lama disimpan maka semakin enak”.
Semakin asyiknya perbincangan tersebut,
pertanyaan pun kian meledak. Kendala penulis di Kendari untuk menerbitkan buku
itu? Sebenarnya untuk menerbitkan buku iti gampang, tetapi pemikiran orang
bahwa menerbitkan buku itu sulit, tutur Arham. Motivasi dalam rangka
mengembangkan potensi? Saran dan kesimpulan!!!!! Pertama, mulailah menulis dan
jangan ragu _ ragu dalam menulis. Kedua, janganlah menyimpan tulisan itusendiri/berbagilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar